Thursday, November 5, 2009

Di Jalan Dakwah Aku Menikah.....

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih...
Selawat Dan Salam atas Rasul Junjungan S.A.W

Mencari Judul...

Hampir-hampir aku berputus asa. Teman-teman serumah semuanya sudah diterima judul. Tetapi aku? Masih terkapai-kapai mencari judul skripsi yang sesuai. Kenapa ye? Dugaan demi dugaan, sedangkan masa semakin suntuk. Kaffarah kepada diri supaya selalu muhasabah dan memperbaiki setiap kesalahan.


Dalam setiap perjalanan, jika tidak ada halangan, sudah pasti sampai ke destinasinya. Cepat atau lambat, bergantung kepada keadaan. Kadang-kadang kita memang dah merancang dengan baik, tetapi Allah yang menentukan semuanya. Jika bukan kesalahan kita, disebabkan orang lain kita pun boleh tergendala. Tetapi, kita masih boleh berusaha.

Di Jalan Dakwah Aku Menikah

Di Jalan Dakwah Aku Menikah adalah judul buku yang sedang aku baca ketika ini. Sebuah karya hasil tulisan Ustadz Cahyadi Takariawan. Orang akan memAndang sinis jika melihat pada tajuk, tetapi hakikatnya banyak perkara yang boleh dipelajari daripadanya. Ingin saya nukilkan sedikit isi dari hasil pembacaan saya (sebab belum habis membacanya). Bukanlah dari hasil tulisan Ustadz Cahyadi, tetapi adalah nukilan isteri beliau iaitu Ibu Ida Nur Laila di dalam kata pengantarnya. Saya telah edit sedikit untuk memudahkan ia difahami.

Ibu Ida Nur Laila telah menulis di dalam buku ini dengan :

Menikah, sepertinya indah dan penuh bunga-bunga harapan. Memulai hidup berdua dengan seseorang yang (akan) kita cintai sepenuih hati. Membingkai ibadah dalam sebuah rumah tangga, satu keindahan yang tak bisa diungkap dengan kata-kata.

Tetapi nikah juga menyiratkan segurat kekhawatiran. Mungkinkah ada seseorang yang “tepat” bagi saya? Bukan hanya tepat dalam pAndangan fisik duniawi, tetapi tepat dalam semangat dan cita-cita untuk senantiasa produktif berkarya bagi umat.

Pernikahan adalah sebuah fase dalam kehidupan manusia. Pernikahan bukanlah terminal terakhir, bahkan ia menjadi awal bagi sebuah proses perubahan. Artinya, janganlah Anda berharap akan menemukan seseorang dengan segala sifat kesempurnaan sesuai idealitas yang Anda bangun. Bahkan jika Anda agak lambat mendapat pencerahan, proses perubahan atau pembalikan menuju kebaikan, bisa saja dimulai setelah beberapa waktu pernikahan berjalan. Tak ada kata terlambat. Hanya saja jika salah pilih, prose situ akan berjalan lambat, atau bahkan akan bergeser dari arah kebaikan.

Anda jangan hanya ingin “terima jadi”, bahwa seorang ikhwan yang ideal, atau akhawat yang sempurna, datang kepada Anda dan memenuhi segala criteria yang Anda harapkan. Tetapi Anda harus rela dan berani untuk bersama-sama membangun peribadi yang diharapkan. Menerima tidak hanya pada kelebihannya, tapi juga pada kekurangan yang pasti ada padanya, sebagaimana juga ada pada Anda. Yang penting Anda mantap bahwa ia yang terpilih adalah seorang yang memiliki visi dan misi yang sama.

Itulah antara apa yang telah dicoretkan oleh Ibu Ida Nur Laila di dalam buku tersebut. Ingin dijelaskan bahawa jika kita mahukan yang terbaik, kita mestilah menjadi yang terbaik. Bagaiman caranya, jawapannya ada pada diri masing-masing.

*Adakah saya boleh menjadi yang terbaik untuk .......?

No comments: